Search

Thursday, May 20, 2010

Serba-serbi strawberry di strawberry cafe

.

Yulia Sapthiani & Lusiana Indriasari
KOMPAS.com - Menjelang awal tahun 2000-an, Bandung menjadi kota yang dituju saat warga Jakarta ingin menikmati buah stroberi, termasuk makanan dan minuman olahannya. Kini, wisata kuliner stroberi bisa dinikmati di Jakarta meski tak selengkap yang disajikan di Bandung dengan konsep petik sendiri di kebun.

Strawberry Cafe yang didirikan tahun 2004 di Tanjung Duren Barat, Jakarta Barat, bisa menjadi tujuan warga Jakarta yang ingin menikmati sajian stroberi setiap saat. Bahkan, kini kafe itu sudah mempunyai cabang di Gandaria, Jakarta Selatan.

Pemilik Strawberry Cafe, Putra Priyadi, membuat kafe, yang pada awalnya bernama Warung Stroberi, tak lain karena sangat menyukai buah berwarna merah segar itu. Berbekal pendidikan di bidang pariwisata, Putra membuat berbagai olahan dari bahan stroberi.

Sebagaimana namanya, kafe yang buka mulai pukul 12.00 setiap hari ini dihias pernak pernik berbentuk stroberi. Tak hanya dipajang, berbagai hiasan stroberi seperti gantungan kunci, pulpen, dan sandal dijual di bagian depan kafe. Tempat ini memang jadi lebih mirip toko suvenir.

Selain itu, saat memesan makanan, pengunjung diberi buku menu berbentuk stroberi yang cukup besar. Lantaran buku menu berisikan ratusan racikan makanan dan minuman dari stroberi, membuatnya terasa cukup berat.

Kesan unik ingin ditampilkan pemiliknya dengan menghias kafe dengan tanaman merambat dari plastik, lengkap dengan buah stroberi dan beberapa boneka binatang yang digantung. Dekorasi ini membuat kita seperti berada dalam sebuah hutan.

Sayangnya, dekorasi kafe di Tanjung Duren sudah terlihat agak kusam.

Dibantu temannya yang kebetulan berprofesi sebagai koki, Putra mengembangkan berbagai menu yang awalnya hanya mengandalkan nasi goreng dan jus stroberi. ”Sekarang sudah ada sekitar 200 menu, 130 di antaranya adalah minuman,” kata Putra.

Minuman berbahan dasar stroberi memang menjadi andalan Strawberry Cafe. Jus stroberi yang dulunya hanya diberi susu, sekarang sudah punya berbagai campuran, seperti jus buah-buahan lain, teh hijau, es krim, sampai biskuit.

Nasi goreng
Sementara untuk makanan, Strawberry Cafe punya andalan spageti dan nasi goreng berwarna merah karena bumbunya memang dicampur stroberi. Irisan stroberi bahkan dicampurkan di dalam nasi goreng sehingga memberi rasa asam, seperti ketika kita makan nasi goreng dengan irisan tomat.

Untuk makanan penutup, strawberry flambe bisa menjadi pilihan. Dengan memesan menu ini, pembeli bisa merasakan buah stroberi yang dipadukan dengan cokelat cair.

Cara penyajiannya meniru chocolate fountain meski dengan cara yang lebih sederhana, yaitu dengan menyusun piring dan gelas agar cokelat bisa mengalir seperti air terjun. Sesuai namanya, yaitu flambe, cokelat yang dicampur rum ini dibakar hingga muncul nyala api selama beberapa detik.

Penyajian serta nama beberapa menu yang unik memang menjadi daya tarik kafe ini. Minuman dengan nama initial strawberry, misalnya, dihiasi kembang api kecil di pinggir gelas yang dinyalakan oleh pelayan di awal penyajian.

Gelas kecil tempat minuman yang terdiri dari campuran stroberi, es krim, susu, dan esens vanila ini diletakkan di atas gelas lain yang lebih tinggi sehingga terlihat ruang kosong di antara kedua gelas tersebut. Ruang kosong ini kemudian diisi tiga ekor ikan emas kecil sehingga terlihat seperti akuarium.

”Saya ingin pengunjung bisa mengajak teman atau keluarganya saat kembali ke sini,” kata Putra, yang mengambil stroberi dari kebun miliknya sendiri di kawasan Puncak.

Petik sendiri

Di Bandung, pemilik tempat wisata kuliner bertema stroberi hingga saat ini tetap mempertahankan konsep memetik sendiri stroberi di kebun. Tak heran, wisatawan yang datang ke tempat ini banyak membeli stroberi utuh yang per kilogramnya dijual dengan harga Rp 15.000 hingga Rp 35.000.

Vin’s Berry Park di Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, misalnya, bertahan pada konsep petik sendiri sejak 1999. Sementara hasil olahan stroberi yang mereka sediakan di antaranya selai, sirup, yoghurt, dan es krim. Olahan ini dibuat dari buah yang ditanam di kebun sendiri tanpa pestisida dan pupuk kimia.

Selain menyediakan 35.000 pohon stroberi, pemilik Vin’s Berry Park, Supriatin Budiman, juga menyediakan buah jenis berry lainnya, yaitu raspberry dan blackberry, sebanyak 4.000 batang.

Akhir pekan, terutama libur panjang, adalah saat-saat wisatawan banyak berkunjung ke tempat wisata kuliner stroberi di Bandung. All About Strawberry di Kota Cimahi bisa menjual stroberi hingga 3 kuintal per hari pada akhir pekan. Adapun stroberi di Alam Endah Strawberry, yang terletak di Ciwidey, bisa terjual hingga 4 kuintal pada akhir pekan. (BAY)

0 comments

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment




Motto :I wont never give up!!