Search

Tuesday, May 25, 2010

Kuliner Indonesia

.
0 komentar

Soto Mie
Satu lagi nih yang harus kalian cobain kalo lagi jalan-jalan di ITC Mangga Dua, yaitu Soto Mie Jason. Pasti udah banyak yang tau dunk, iya kan ? hehe. Rasanya saya selalu makan disini setiap kali ke ITC Mangga Dua. Yup, karena rasanya memang enak dan lezat.

Kue Pontianak
ITC Mangga Dua...surganya belanja hehe, murah meriah dan apa saja yang anda cari pasti ada di mangga dua. Week end kemaren saya jalan-jalan kesana, ampun deh rame banget. Setelah cape keliling sana-sini, sekarang saatnya mengganjal perut dengan jajanan :D

Nasi Goreng Petojo
Nasi Goreng memang tidak pernah ada matinya ya hehe, ini salah satu makanan kebanggaan di Indonesia. Saya pernah dengar orang asing berkata bahwa Nasi Goreng is a sexy food, yup menurut dia karena rasanya yang unik dan spicy.

Kwe Tiau Sapi

Makan apa ya malam ini ? bingung antara mau makan sate padang atau kwetiau :D Akhirnya kami sepakat pilih Kwetiau Akiang yang ada di Gajah Mada – Jakarta. Sebenarnya kami sudah beberapa kali makan disini, dan memang enak masakan kwetiau nya. Pada saat kami datang semua meja hampir terisi penuh, rame euy.

Ayam Goreng Jakarta
Ayam Goreng Djakarta ? mmm.. kaya apa ya ? Kita cobain yuuu...Kami makan ayam goreng Djakarta yang ada di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Tempatnya cukup besar dan bersih, sayang lampunya remang-remang hehe. Tapi gak apa-apa, kita tetap makan disini :-)

Sup Gangan
Ini dia salah satu makanan khas Belitung yaitu Sup Ikan atau kerap disebut Gangan. Ini adalah sop, berwarna kuning dan berbumbu pedas. Cita rasanya tergantung pada jenis ikan yang dimasak.


Rujak Kuah Pindang
 
Bagi anda yang suka rujak, jangan lewatkan rujak khas Bali! namanya Rujak Kuah Pindang. Bumbunya seperti rujak biasa, hanya saja ditambahan kuah ikan pindang atau kaldu ikan.


Pecel
Pecel adalah makanan khas Kota Madiun Jawa Timur Indonesia yang terbuat dari rebusan sayuran berupa bayam, tauge, kacang panjang, kemangi, daun turi, krai (sejenis mentimun) atau sayuran lainnya yang dihidangkan dengan disiram sambal pecel.

readmore »»

Thursday, May 20, 2010

Pantai Panjang, Bengkulu

.
0 komentar

Bengkulu- Pantai Panjang merupakan objek wisata andalan Bengkulu yang selama ini cukup banyak dikunjungi wisatawan, kata Kepala Dinas Pariwisata, Edi Nevian, di Bengkulu.
Hamparan pasir putih yang bersih dan berkilau ketika terkena sinar matahari siap menyambut para wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut.
"Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Panjang akan puas dan dapat menikmati rekreasi dengan nyaman dan aman. Mereka bisa duduk atau bahkan tiduran di atas pasir yang putih dan bersih," katanya.
Pantai Panjang memiliki panjang tujuh kilometer dan merupakan salah satu pantai terpanjang di Indonesia, dan selama ini menjadi salah satu objek wisata paling ramai dikunjung wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Lokasi tersebut merupakan pusat pembangunan kawasan wisata internasional yang mulai dibangun sejak pertengahan 2007 dan ditargetkan selesai pada 2008, dengan total anggaran mencapai Rp1 triliun.
"Selain bisa menikmati keindahan dan kelembutan pasir putih, pengunjung Pantai Panjang juga bisa melihat keindahan matahari terbenam serta memandang hamparan Samudera Indonesia," katanya.
Pantai Panjang juga memiliki kekhasan dibandingkan pantai-pantai lain di Indonesia, yakni di sepanjang pantai itu ditumbuhi cemara laut, yang merupakan salah satu tumbuhan dilindungi.
Letak Pantai Panjang, hanya 4 Km dari pusat kota Bengkulu dan mudah dicapai dengan kendaraan umum.
Di sekitar kawasan objek wisata itu, kata Edi, juga telah tersedia pondok-pondok peristirihatan seperti shelter, rumah makan, cottages, tempat hiburan, dan hotel berbintang.
"Di lokasi pantai ini juga sudah dilengkapi dengan berbagai macam sarana dan prasarana pendukung pariwisata, seperti jalan aspal yang bisa dilewati kendaraan, aliran listrik, dan lain-lain yang sangat cocok untuk rekreasi bersama keluarga," terang Edi Nevian.
Pantai Panjang merupakan satu dari 80 objek wisata yang teridentifikasi dan memiliki kekhasan, terdiri dari 14 objek wisata pantai, delapan tirta (air), 22 tempat bersejarah dan 36 panorama alam. (Ant/OL-2)

readmore »»

Upacara Adat Molonthalo

.
0 komentar


Molonthalo atau raba puru bagi sang istri yang hamil 7 bulan anak pertama, merupakan pra acara adat dalam rangka peristiwa adat kelahiran dan keremajaan, yang telah baku pada masyarakat Gorontalo. Istilah Raba Puru merupakan dialeg Manado Sulawesi Utara, Puru artinya Perut. Dalam Bahasa Adat Gorontalo di sebut Molonthalo atau Tondhalo. Adat ini hampir sama dengan Adat jawa yang di sebut Mitoni yang merupakan upacara adat selamatan yang menandai tujuh bulan usia kehamilan. Acara Molonthalo ini merupakan pernyataan dari keluarga pihak suami bahwa kehamilan pertama adalah harapan yang terpenuhi akan kelanjutan turunan dari perkawinan yang syah. Serta merupakan maklumat kepada pihak keluarga kedua belah pihak, bahwa sang istri benar-benar suci dan merupakan dorongan bagi gadis – gadis lainnya untuk menjaga diri dan kehormatannya. Persiapan dan cara pelaksanaan hingga tahapan dari Acara Adat Molonthalo ini cukup banyak. Pihak keluarga yang mengadakan upacara adat ini harus menghadirkan kerabat pihak suami, Hulango atau Bidan Kampung, Imam Kampung atau Hatibi, dua orang anak perempuan umur 7 sampai dengan 9 tahun, keduanya masih memiliki orang tuanya (Payu lo Hulonthalo), dua orang Ibu dari keluarga sakinah.

Hulango atau Bidan Kampung, yang telah ditunjuk sebagai pelaksana acara Molonthalo, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

   1. Beragama Islam.
   2. Mengetahui seluk beluk umur kandungan.
   3. Mengetahui urutan Upacara Adat Molonthalo.
   4. Mengetahui lafal-lafal yang telah diturunkan oleh leluhur dalam pelaksanaan acara tersebut.
   5. Diakui oleh kelompok masyarakat sebagai Bidan Kampung.

Atribut Adat sebagai pelengkap Upacara Adat Molonthalo, antara lain :

    * Hulante yang berbentuk seperangkat bahan diatas baki, terdiri dari beras cupak atau 3 liter, diatasnya terletak 7 buah pala, 7 buah cengkih, 7 buah telur, 7 buah limututu (lemon sowanggi), 7 buah mata uang yang bernilai Rp. 100,- Dahulu mata uang terdiri dari Ringgit, Rupiah, Suku, Tali, Ketip dan Kelip.
    * Seperangkat bahan pembakaran dupa diatas baki, yang terdiri dari 1 buah polutube (pedupaan), 1 buah baskom tempat tetabu (dupa) dan segelas air masak yang tertutup.
    * Seperangkat batu gosok (botu pongi’ila) yaitu batu gosok untuk mengikis kunyit sepenggal, dicampur sedikit kapur, dan air dingin yang disebut Alawahu Tilihi.
    * Seperangkat Pomama (tempat sirih, pinang), Tambaluda atau Hukede.
    * 1 buah Toyopo, atau seperangkat makanan, tempatnya terbuat dari daun kelapa muda (janur) yang berisi nasi kuning, telur rebus, ayam goreng dan kue – kue seperti wapili, kolombengi, apangi dll ditambah pisang masak terdiri dari pisang raja atau pisang gapi (Lutu Tahulumito atau Lutu Lo Hulonti’o).
    * Seperangkat makanan diatas baki terdiri dari sepiring bilinti, atau sejenis nasi goring yang dicampur dengan hati ayam, sepiring ayam goreng yang masih utuh dan diperutnya dimasukkan sebuah telur rebus, dua buah baskom tempat cuci tangan dan dua buah gelas berisi air masak, dan dua buah sendok makan.
    * Sebuah daun silar (tiladu) berkeping tiga (tiladu tula-tula pidu), seukuran perut sang ibu yang hamil.
    * Bulewe atau upik pinang (Malo ngo’alo).
    * Sebuah tempurung tidak bermata (buawu huli).
    * Seperangkat tikar putih (amongo peya-peya atau ti’ohu) yang terbungkus (bolu-bolu). Yang terpancang didepan pintu (pode-podehu). Dimana ada seorang ibu dibalik tirai itu meneruskan pertanyaan dari syara’ (hatibi atau syarada’a atau imam) yang bertugas / diundang membacakan doa, kepada Hulango (bidan kampung). Pertanyaan yang disampaikan adalah “MA NGOLO HULA” artinya sudah berapa bulan dan dijawab oleh anak-anak tersebut atas petunjuk Hulango.
    * Pale Yilulo (Tilondawu) yaitu : beras yang diwarnai dengan warna merah, kuning, hijau, hitam dan putih).
    * Sebilah keris memakai sarung.

Bagi yang diacarakan (sang ibu hamil) memakai busana walimomo konde pakai sunthi dengan tingkatan, 1 tangkai untuk umum, 3 tangkai untuk golongan istri wuleya lo lipu (Camat), 5 tangkai untuk golongan istri Jogugu / wakil Bupati / Walikota, dan 7 tangkai untuk Mbui, istri Raja / Bupati / Walikota. Suami (calon ayah) memakai Bo’o takowa kiki dan payungo tilabatayila memakai salempang, keris terselip di pinggang. Dua orang untuk perempuan memakai galenggo wolimomo, kepalanya memakai Baya Lo Bo’ute, atau bahan hiasan kepala. Dua orang ibu yang sakinah memakai kebaya dan batik, serta batik surang sebagai penutup atau (wulo-wuloto) atau busana lo mango tiilo.

PAKAIAN ADAT MOLONTHALOPakaian Upacara Adat Molonthalo

Prosesi pelaksanaan Upacara Adat Molonthalo dimulai dengan Hulango memberikan tanda (bontho) dengan alawahu tilihi pada dahi, leher bagian bawah tenggorokan, bahu, lekukan tangan dan bagian atas telapak kaki, bawah lutut, yang bermakna pernyataan sang ibu akan meninggalkan sifat – sifat mazmunah (tercela) dalam mendidik dan membesarkan anak – anaknya nanti. Kemudian Sang ibu dibaringkan diatas tikar putih diatas permadani, kepalanya menghadap ketimur dan kakinya ke barat. Seorang ibu memegang bantal dan menjaga dibagian kepalanya. Pada bagian kaki seorang ibu menjaga sambil memegang lutut dari sang ibu hamil, posisi lututnya terlipat keatas.

Dua orang anak (laki – laki dan perempuan) pada payu lo limutu, satu orang anak perempuan (pada payu lo Hulondhalo), yang sudah dapat berbicara. Mereka duduk bersebelahan (payu lo limutu), duduk disisi sebelah kanan dari ibu yang di tonthalo. Kedua tangan mereka tersusun diatas perut yang hamil ( ibu yang di tonthalo), tepat diatas ikat pinggang janur berkepala tiga.

Syara’ menanyakan kepada ibu yang dibalik tirai / pemegang lalante bula (tikar terbungkus kain batik), sebagai berikut : “MA MONGOLA HULA?” artinya “SUDAH BERAPA BULAN?”. Pertanyaan ini diteruskan kepada Hulango lalu dibalas oleh hulango dengan kalimat : “OYINTA OLUWO dst.”. Jawaban itu diteruskan oleh ibu dibalik tirai (podebu lo bula), kepada syara’ dengan suara keras, demikian berlangsung tiga kali. Dilanjutkan dengan Sang suami melangkahi perut sang istri 3 kali, lalu menghunus keris, memotong ikatan anyaman silar tersebut.

Setelah anyaman silar itu terputus, maka sang suami mengeluarkan ikatan silar tersebut, dan sang istri bangun menuju pintu didepan lalante bula dan sang suami keluar mengelilingi rumah 1 kali, kemudian membuang silar itu jauh – jauh. Hal ini perlambang, agar bayi itu lahir dengan selamat, dan mencari 3 jalur ikatan adat, syara’ dan baala, sebagai pedoman hidupnya dalam bermasyarakat nanti. Selesai acara tersebut, sepasang suami istri kembali kerumah, duduk berhadapan saling suap menyuapi dengan seperangkat makanan yang ada dibaki yaitu nasi bilinthi, dan ayam goreng, didahului dengan sang suami mengeluarkan telur dari perut ayam goreng, sebagai perlambang kemudahan sang istri melahirkan jabang bayi. Suap menyuap adalah perlambang kasih sayang, dan mengingatkan hak serta kewajiban baik istri maupun suami.

PROSESI ADAT MOLONTHALOSuami Isteri saling menyuapkan makanan yang merupakan
salah satu bagian prosesi Molonthalo

Dilanjutkan dengan Pembacaan doa salawat oleh imam atau hatibi atau aparat keagamaan lainya, dihadapan hidangan, yang dihadiri oleh undangan yang terdiri dari kerabat kedua belah pihak. Tahapan terakhir, Suami Istri dimandikan oleh dukun adat dengan air yang penuh dengan berbagai macam bunga – bunga dan ramuan.

PROSESI ADAT MOLONTHALOSuami melangkahi perut sang istri 3 kali dan dimandiksn bersama
merupakan bagian dari Upacara Adat Molonthalo

Acara diakhiri dengan suguhan kopi atau minum teh bersama disajikan dengan kue tradisional gorontalo. Sebelum bubar, sang suami memberikan sedekah kepada para pelaksana acara tersebut sesuai keikhlasan. Pala’u dibagi – bagikan kepada yang berhak menerimanya, yakni Hulango, pembaca doa salawat, dua orang anak, dua orang ibu dan seorang ibu dibalik tirai (yang meneruskan pertanyaan dan jawaban antara hulango dan imam).

readmore »»

Tari merak

.
0 komentar

Tari Merak


merak4-1Tari Merak merupakan tarian kreasi baru dari tanah Pasundan yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri pada tahun 1950an dan dibuat ualng oleh dra. Irawati Durban pada tahun 1965 .

Banyak orang salah kaprah mengira jika tarian ini bercerita tentang kehidupan dan keceriaan merak betina, padahal tarian ini bercerita tentang pesona merak jantan yang terkenal pesolek untuk menarik hati sang betina.
Sang jantan akan menampilkan keindahan bulu ekornya yang panjang dan berwarna-warni untuk menarik hati sang betina. Gerak gerik sang jantan yang tampak seperti tarian yang gemulai untuk menampilkan pesona dirinya yang terbaik sehingga sang betina terpesona dan melanjutkan ritual perkawinan mereka.
Setiap gerakan penuh makna ceria dan gembira, sehingga tarian ini kerap digunakan sebagai tarian persembahan bagi tamu atau menyambut pengantin pria menuju pelaminan.
Kostumnya yang berwarna warni dengan aksen khas burung merak dan ciri khas yang paling dominan adalah sayapnya dipenuhi dengan payet yang bisa dibentangkan oleh sang penari dengan satu  gerakan yang anggun menambah indah pesona tarian ini, serta mahkota yang berhiaskan kepala burung merak  yang disebut singer yg akan bergoyang setiap penari menggerakkan kepalanya.
Dalam setiap acara tari Merak paling sering ditampilkan terutama untuk menyambut tamu agung atau untuk memperkenalkan budaya Indonesia terutama budaya Pasundan ke tingkat Internasional.

readmore »»

Serba-serbi strawberry di strawberry cafe

.
0 komentar

Yulia Sapthiani & Lusiana Indriasari
KOMPAS.com - Menjelang awal tahun 2000-an, Bandung menjadi kota yang dituju saat warga Jakarta ingin menikmati buah stroberi, termasuk makanan dan minuman olahannya. Kini, wisata kuliner stroberi bisa dinikmati di Jakarta meski tak selengkap yang disajikan di Bandung dengan konsep petik sendiri di kebun.

Strawberry Cafe yang didirikan tahun 2004 di Tanjung Duren Barat, Jakarta Barat, bisa menjadi tujuan warga Jakarta yang ingin menikmati sajian stroberi setiap saat. Bahkan, kini kafe itu sudah mempunyai cabang di Gandaria, Jakarta Selatan.

Pemilik Strawberry Cafe, Putra Priyadi, membuat kafe, yang pada awalnya bernama Warung Stroberi, tak lain karena sangat menyukai buah berwarna merah segar itu. Berbekal pendidikan di bidang pariwisata, Putra membuat berbagai olahan dari bahan stroberi.

Sebagaimana namanya, kafe yang buka mulai pukul 12.00 setiap hari ini dihias pernak pernik berbentuk stroberi. Tak hanya dipajang, berbagai hiasan stroberi seperti gantungan kunci, pulpen, dan sandal dijual di bagian depan kafe. Tempat ini memang jadi lebih mirip toko suvenir.

Selain itu, saat memesan makanan, pengunjung diberi buku menu berbentuk stroberi yang cukup besar. Lantaran buku menu berisikan ratusan racikan makanan dan minuman dari stroberi, membuatnya terasa cukup berat.

Kesan unik ingin ditampilkan pemiliknya dengan menghias kafe dengan tanaman merambat dari plastik, lengkap dengan buah stroberi dan beberapa boneka binatang yang digantung. Dekorasi ini membuat kita seperti berada dalam sebuah hutan.

Sayangnya, dekorasi kafe di Tanjung Duren sudah terlihat agak kusam.

Dibantu temannya yang kebetulan berprofesi sebagai koki, Putra mengembangkan berbagai menu yang awalnya hanya mengandalkan nasi goreng dan jus stroberi. ”Sekarang sudah ada sekitar 200 menu, 130 di antaranya adalah minuman,” kata Putra.

Minuman berbahan dasar stroberi memang menjadi andalan Strawberry Cafe. Jus stroberi yang dulunya hanya diberi susu, sekarang sudah punya berbagai campuran, seperti jus buah-buahan lain, teh hijau, es krim, sampai biskuit.

Nasi goreng
Sementara untuk makanan, Strawberry Cafe punya andalan spageti dan nasi goreng berwarna merah karena bumbunya memang dicampur stroberi. Irisan stroberi bahkan dicampurkan di dalam nasi goreng sehingga memberi rasa asam, seperti ketika kita makan nasi goreng dengan irisan tomat.

Untuk makanan penutup, strawberry flambe bisa menjadi pilihan. Dengan memesan menu ini, pembeli bisa merasakan buah stroberi yang dipadukan dengan cokelat cair.

Cara penyajiannya meniru chocolate fountain meski dengan cara yang lebih sederhana, yaitu dengan menyusun piring dan gelas agar cokelat bisa mengalir seperti air terjun. Sesuai namanya, yaitu flambe, cokelat yang dicampur rum ini dibakar hingga muncul nyala api selama beberapa detik.

Penyajian serta nama beberapa menu yang unik memang menjadi daya tarik kafe ini. Minuman dengan nama initial strawberry, misalnya, dihiasi kembang api kecil di pinggir gelas yang dinyalakan oleh pelayan di awal penyajian.

Gelas kecil tempat minuman yang terdiri dari campuran stroberi, es krim, susu, dan esens vanila ini diletakkan di atas gelas lain yang lebih tinggi sehingga terlihat ruang kosong di antara kedua gelas tersebut. Ruang kosong ini kemudian diisi tiga ekor ikan emas kecil sehingga terlihat seperti akuarium.

”Saya ingin pengunjung bisa mengajak teman atau keluarganya saat kembali ke sini,” kata Putra, yang mengambil stroberi dari kebun miliknya sendiri di kawasan Puncak.

Petik sendiri

Di Bandung, pemilik tempat wisata kuliner bertema stroberi hingga saat ini tetap mempertahankan konsep memetik sendiri stroberi di kebun. Tak heran, wisatawan yang datang ke tempat ini banyak membeli stroberi utuh yang per kilogramnya dijual dengan harga Rp 15.000 hingga Rp 35.000.

Vin’s Berry Park di Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, misalnya, bertahan pada konsep petik sendiri sejak 1999. Sementara hasil olahan stroberi yang mereka sediakan di antaranya selai, sirup, yoghurt, dan es krim. Olahan ini dibuat dari buah yang ditanam di kebun sendiri tanpa pestisida dan pupuk kimia.

Selain menyediakan 35.000 pohon stroberi, pemilik Vin’s Berry Park, Supriatin Budiman, juga menyediakan buah jenis berry lainnya, yaitu raspberry dan blackberry, sebanyak 4.000 batang.

Akhir pekan, terutama libur panjang, adalah saat-saat wisatawan banyak berkunjung ke tempat wisata kuliner stroberi di Bandung. All About Strawberry di Kota Cimahi bisa menjual stroberi hingga 3 kuintal per hari pada akhir pekan. Adapun stroberi di Alam Endah Strawberry, yang terletak di Ciwidey, bisa terjual hingga 4 kuintal pada akhir pekan. (BAY)

readmore »»

Danau Tolire, Wisata Unik Sarat Legenda

.
0 komentar


Jika Anda berkunjung ke Ternate, Maluku Utara, tidaklah lengkap bila tidak menyempatkan diri mampir ke obyek wisata Danau Tolire. Danau yang terletak sekitar 10 km dari pusat kota Ternate ini, selain bentuknya unik juga memiliki cerita legenda yang menarik. Danau Tolire berada di bawah kaki Gunung Gamalama, gunung api tertingi di Maluku Utara. Danau itu sendiri terdiri dari dua buah. Masyarakat setempat menyebutnya Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Kecil. Jarak antara keduanya hanya sekitar 200 meter.

Dari kedua danau ini, Danau Tolire Besar memiliki keunikan tersendiri. Danau ini menyerupai loyang raksasa. Dari pinggir atas hingga ke permukaan air danau dengan kedalaman sekitar 50 meter dan luas sekitar 5 hektar. Sementara kedalaman danau itu sendiri hingga kini tidak diketahui. Sampai saat ini belum ada yang mengukur kedalaman danau ini. Tetapi menurut cerita leluhur, kedalamannya berkilo-kilo meter dan berhubungan langsung dengan laut.

Danau Tolire Besar ber-air tawar dengan berbagai macam ikan hidup di situ. Namun, warga masyarakat setempat tidak ada yang berani menangkap ikan atau mandi di danau itu. Mereka meyakini bahwa danau yang airnya berwarna coklat kekuning-kuningan itu, dihuni oleh banyak buaya siluman.
Keunikan lain dari danau ini adalah kalau melempar sesuatu ke danau, bagaimana pun kuatnya lemparan dengan menggunakan batu atau benda lain, misalnya, tidak akan pernah menyentuh air danau. Padahal saat melempar dari pinggir atas danau, air danau terlihat berada di bawah kaki si pelempar. Barangkali mereka yang pertama kali berkunjung ke danau itu, tidak akan percaya dengan fakta itu.

 






Namun, mereka boleh mencoba melemparnya setelah membeli batu yang banyak dijual di pinggir danau seharga Rp 1.000 untuk lima biji batu. Sejauh ini tidak seorang pun mampu melemparkan batu-batu itu hingga menyentuh permukaan air danau.

Menurut warga masyarakat setempat, banyak harta karun tersimpan di dasar Danau Tolire Besar. Harta karun ini milik masyarakat Kesultanan Ternate saat Portugis menjajah Ternate abad ke-15. Masyarakat Ternate saat itu banyak membuang hartanya yang berharga ke dalam danau agar tak dirampas tentara Portugis.

Sejauh ini belum ada instansi atau pihak tertentu yang melakukan penyelidikan secara khusus atas kebenaran pengakuan masyarakat itu. Namun beberapa waktu lalu, seorang anggota Brimob dengan menggunakan sonar mendeteksi benda-benda yang ada di dasar danau. Hasilnya, terindikasi ada benda-benada logam 'bersemayam' di dasar danau itu

Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil, menurut cerita masyarakat setempat, dulunya adalah sebuah kampung yang masyarakatnya hidup sejahtera. Kampung ini kemudian dikutuk menjadi danau oleh penguasa alam semesta, karena salah seorang ayah di kampung itu menghamili anak gadisnya sendiri.

Saat ayah dan anak gadisnya yang dihamilinya itu akan melarikan diri ke luar kampung, tiba-tiba tanah tempat mereka berdiri anjlok dan berubah menjadi danau. Danau Tolire Besar dipercaya sebagai tempat si ayah. Sedangkan Danau Tolire Kecil diyakini sebagai tempat si gadis.

Untuk mengunjungi Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil, tidaklah sulit. Untuk mencapai tempat itu hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit dari pusat kota Ternate, dengan menggunakan mobil carteran Rp 250.000 per hari, atau menyewa ojek sepeda motor dengan tarif Rp 10.000 per jam.

Saat mengunjungi Danau Tolire Besar, banyak obyek wisata lainnya yang bisa dinikmati, seperti keindahan panorama puncak Gunung Gamalama, sejumlah benteng peninggalan Portugis dan makan Sultan Babullah, Sultan Ternate yang paling terkenal - yang terdapat di jalan menuju danau tersebut.

Selain itu, `kita` dapat pula menikmati keindahan pasir putih Pantai Sulamadaha, yang terletak hanya sekitar tiga kilomerer dari Danau Tolire Besar. Dari sini, pengunjung juga bisa menyewa perahu untuk memancing ikan atau pergi menyelam menyaksikan keindahan panaroma bawah laut di sekitar pantai itu.

readmore »»

Tuesday, May 4, 2010

Archimedes

.
0 komentar


Archimedes terkenal dengan teorinya tentang hubungan antara permukaan dan volume dari sebuah bola terhadap selinder. Dia juga dikenal dengan teori dan rumus dari prinsip hydrostatic dan peralatan untuk menaikkan air - 'Archimedes Screw' atau sekrup Archimedes, yang sampai sekarang masih banyak digunakan di negara-negara berkembang. Walaupun pengungkit atau ungkitan telah ditemukan jauh sebelum Archimedes lahir, Archimedes yang mengembangkan teori untuk menghitung beban yang dibutuhkan untuk pengungkit tersebut. Archimedes juga digolongkan sebagai salah satu ahli matematika kuno dan merupakan yang terbaik dan terbesar di jamannya. Perhitungan dari Archimedes yang akurat tentang lengkungan bola di jadikan konstanta matematika untuk Pi atau π .
Archimedes lahir pada tahun 287 Sebelum Masehi di suatu kota pelabuhan Syracuse, Sicily (sekarang Italia). Dalam masa mudanya, Archimedes diperkirakan mendapatkan pendidikannya di Alexandria, Mesir.

readmore »»



Motto :I wont never give up!!